Menjauh dari Energi Fosil
Assalamualaikum~
Indonesia dikenali oleh penjajah bukan hanya karena rempahnya, namun juga karena kekayaan Indonesia akan energi fosil aka minyak bumi dan teman-temannya. Jadi wajar jika Indonesia hingga saat ini masih bergantung pada energi fosil. Tapi kalau hal ini dilanjutkan, tentunya akan merugikan Indonesia sendiri.
Energi Fosil merupakan eksistensi yang berbahaya bagi alam. Pasalnya, CO2 yang berjumlah 65 persen dari semua gas rumah kaca, diproduksi selama proses pembakaran batu bara, minyak dan gas.
Jika hal tersebut terus berlanjut, iklim di Bumi akan meningkat sebanyak 3,7 hingga 4,8 derajat Celcius hingga akhir tahun 2100, kata Dewan Iklim Dunia (IPCC). Namun begitu ambisi PBB membatasi pemanasan global menjadi maksimal dua derajat masih bisa tercapai. Untuk itu dunia harus meninggalkan energi fosil, maksimal sebelum tahun 2050, menurut pengamat iklim.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan?
#1 Gunakan Energi Matahari
Energi surya saat ini adalah sumber energi terbarukan yang paling murah, terutama di negara-negara kaya matahari. Melalui pengembangan teknologi baru dan produksi masal, harga panel surya di pasar internasional terus menurun. Sekitar sepertiga kebutuhan energi dunia bisa dipenuhi oleh energi surya hingga tahun 2050.
#2 Kembangkan Kincir Angin
Satu kincir angin yang ada di Jerman mampu mengaliri listrik untuk 1900 rumah tangga. Energi angin saat ini menutupi kebutuhan energi Jerman sebesar sembilan persen, di Cina tiga persen dan di Denmark 40 persen. Terutama Cina sedang getol menggenjot pembangunan kincir angin dan berambisi menggandakan produksi energi anginnya dalam waktu lima tahun kedepan.
#3 Jadikanlah Rumah Berinsulansi Menjadi Rumah Ideal
Rumah yang memiliki insulasi panas atau dingin tidak terlalu banyak menyedot listrik. Terlebih atap yang dipenuhi panel surya mampu memproduksi energi yang lebih dari cukup untuk peralatan elektronik rumah tangga atau sekedar menghangatkan air.
#4 Nyalakan Lampu LED
Lampu LED yang bagus cuma membutuhkan sepertiga jumlah energi ketimbang bohlam biasa. Teknologi itu tidak cuma menghemat biaya listrik, tetapi juga CO2.
#5 Gunakan Transportasi Umum Ramah Lingkungan
Sistem transportasi saat ini masih berbasis minyak bumi. Namun teknologi penggerak berbahan bakar alternatif mulai bermunculan. Di kota Köln, Jerman, pemerintah mulai mengujicoba bus umum yang digerakkan oleh bahan bakar Hidrogen. Dengan aliran listrik, Elektrolisis dapat memproduksi Hidrogen dari air. Jika di Jakarta, mungkin bisa dicoba untuk menggunakan Transjakarta atau bajaj gas.
#6 Manfaatkan Biogas
Bus yang melaju di Bristol, Inggris, ini berbahan bakar Bio-Metana, yang diproduksi dari kotoran manusia dan sampah makanan. Untuk menempuh jarak 300 kilometer, bus ini cuma membutuhkan kotoran dan sisa makanan yang diproduksi oleh lima orang dalam waktu satu tahun. Menurut perkiraan, bahan bakar Bio-Metana bisa menutupi sepuluh persen kebutuhan energi Inggris.
#7 Mobil Hidroge, Patut dicoba
Toyota menjadi produsen pertama yang mengusung kendaraan berbahan bakar hidrogen ke pasar otomotif dunia. Mobil ini bisa menepuh jarak 650 kilometer dengan sekali isi. Pengamat meyakini masa depan otomotif terletak pada teknologi bahan bakar hidrogen dan baterai listrik.
Indonesia dikenali oleh penjajah bukan hanya karena rempahnya, namun juga karena kekayaan Indonesia akan energi fosil aka minyak bumi dan teman-temannya. Jadi wajar jika Indonesia hingga saat ini masih bergantung pada energi fosil. Tapi kalau hal ini dilanjutkan, tentunya akan merugikan Indonesia sendiri.
Energi Fosil merupakan eksistensi yang berbahaya bagi alam. Pasalnya, CO2 yang berjumlah 65 persen dari semua gas rumah kaca, diproduksi selama proses pembakaran batu bara, minyak dan gas.
Jika hal tersebut terus berlanjut, iklim di Bumi akan meningkat sebanyak 3,7 hingga 4,8 derajat Celcius hingga akhir tahun 2100, kata Dewan Iklim Dunia (IPCC). Namun begitu ambisi PBB membatasi pemanasan global menjadi maksimal dua derajat masih bisa tercapai. Untuk itu dunia harus meninggalkan energi fosil, maksimal sebelum tahun 2050, menurut pengamat iklim.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan?
#1 Gunakan Energi Matahari
Energi surya saat ini adalah sumber energi terbarukan yang paling murah, terutama di negara-negara kaya matahari. Melalui pengembangan teknologi baru dan produksi masal, harga panel surya di pasar internasional terus menurun. Sekitar sepertiga kebutuhan energi dunia bisa dipenuhi oleh energi surya hingga tahun 2050.
#2 Kembangkan Kincir Angin
Satu kincir angin yang ada di Jerman mampu mengaliri listrik untuk 1900 rumah tangga. Energi angin saat ini menutupi kebutuhan energi Jerman sebesar sembilan persen, di Cina tiga persen dan di Denmark 40 persen. Terutama Cina sedang getol menggenjot pembangunan kincir angin dan berambisi menggandakan produksi energi anginnya dalam waktu lima tahun kedepan.
#3 Jadikanlah Rumah Berinsulansi Menjadi Rumah Ideal
Rumah yang memiliki insulasi panas atau dingin tidak terlalu banyak menyedot listrik. Terlebih atap yang dipenuhi panel surya mampu memproduksi energi yang lebih dari cukup untuk peralatan elektronik rumah tangga atau sekedar menghangatkan air.
#4 Nyalakan Lampu LED
Lampu LED yang bagus cuma membutuhkan sepertiga jumlah energi ketimbang bohlam biasa. Teknologi itu tidak cuma menghemat biaya listrik, tetapi juga CO2.
#5 Gunakan Transportasi Umum Ramah Lingkungan
Sistem transportasi saat ini masih berbasis minyak bumi. Namun teknologi penggerak berbahan bakar alternatif mulai bermunculan. Di kota Köln, Jerman, pemerintah mulai mengujicoba bus umum yang digerakkan oleh bahan bakar Hidrogen. Dengan aliran listrik, Elektrolisis dapat memproduksi Hidrogen dari air. Jika di Jakarta, mungkin bisa dicoba untuk menggunakan Transjakarta atau bajaj gas.
#6 Manfaatkan Biogas
Bus yang melaju di Bristol, Inggris, ini berbahan bakar Bio-Metana, yang diproduksi dari kotoran manusia dan sampah makanan. Untuk menempuh jarak 300 kilometer, bus ini cuma membutuhkan kotoran dan sisa makanan yang diproduksi oleh lima orang dalam waktu satu tahun. Menurut perkiraan, bahan bakar Bio-Metana bisa menutupi sepuluh persen kebutuhan energi Inggris.
#7 Mobil Hidroge, Patut dicoba
Toyota menjadi produsen pertama yang mengusung kendaraan berbahan bakar hidrogen ke pasar otomotif dunia. Mobil ini bisa menepuh jarak 650 kilometer dengan sekali isi. Pengamat meyakini masa depan otomotif terletak pada teknologi bahan bakar hidrogen dan baterai listrik.
Komentar
Posting Komentar