Apakah Indonesia mempunyai PLTN?

Assalamualaikum~

Jawabanya adalah "Tidak" hingga tahun 2016 Indonesia masih belum memiliki PLTN. Tapi bukan berarti Indonesia tidak tertarik dengan energi yang memiliki kekuatan luar biasa itu. Indonesia sudah tertarik dengan nuklir sejak tahun 1950-an pada masa kepemimpinan Presiden Sukarno. 

Seperti yang dikutip dari dw.com, sejarah Indonesia dengan nuklir cukup tua. Indonesia membangun Lembaga Tenaga Atom tahun 1958, yang kelak tahun 1964 menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Era Soekarno, Kepala BATAN adalah jabatan penting setingkat menteri. Ketika itu, Soekarno sangat serius mengembangkan nuklir antara lain karena politik: dia ingin mengembangkan bom atom untuk menakuti-nakuti Malaysia yang saat itu sedang berkonfrontasi dengan Indonesia. Indonesia saat itu sempat meminta bantuan ke Cina untuk membangun senjata nuklir. Tapi rencana itu gagal karena tahun 65, Soekarno keburu digulingkan.
Badan Tenaga Atom Nasional 

Meskipun Indonesia tidak memiliki PLTN, namun Indonesia memiliki 3 reaktor nuklir yang ditujukan untuk penelitian. Ketiga reaktor tersebut dibangun dengan bantuan negara yang sudah ahli dalam bidang nuklir. Reaktor yang terletak di Bandung dibangun atas bantuan Amerika, di Yogya bantuan Rusia dan di Serpong atas bantuan Jerman yang merupakan reaktor terbesar di Asia Tenggara.

Sebenarnya Indonesia adalah negara yang paling siap untuk mengembangkan nuklir di Asia Tenggara” kata Sulfikar Amir, sosiolog yang bergelut dalam bidang nuklir.


Pemerintahan Indonesia sempat berencana untuk memiliki 4 reaktor nuklir pada tahun 2025. Namun rencana tersebut disinyalir gagal karena sulitnya menemukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan PLTN.

Jika kalian mengikuti postingan mengenai nuklir yang ada di blog ini, pastinya kalian tahu betapa dibutuhkannya daratan yang sangat stabil untuk membangun PLTN. Sedangkan lokasi Indonesia yang berada di Ring of Fire sangat rawan terkena bencana alam khususnya gempa bumi. Goncangan sedikit saja bisa menyebabkan kebocoran zat radioaktif yang sangat berbahaya bagi manusia. 

Beberapa orang membandingkan kondisi geologi Indonesia dengan Jepang. Kedua negara tersebut sama-sama rawan bencana alam. Namun Jepang mampu mengembangkan energi nuklir dan sudah memiliki beberapa PLTN yang tersebar di seluruh Jepang. Namun jika diteliti lebih dalam hal itu tidak bisa dijadikan alasan kuat kenapa kita harus segera membangun PLTN.

"Para teknokrat selama ini hanya menghitung aspek teknologi dan ekonomi. Tapi tidak bicara resiko sosial. Karena mengoperasikan sebuah sistem yang canggih seperti nuklir membutuhkan sistem kelembagaan yang kuat dan disiplin sangat tinggi. Bahkan dalam kasus tragedi Fukushima, Jepang, kesimpulan akhir menyebut tragedi itu terjadi bukan karena bencana alam tapi bencana akibat manusia, karena kalangan industri nuklir tidak cukup mengantisipasi situasi darurat (seperti bencana alam-red). Bayangkan jika Jepang yang terkenal punya disiplin sangat tinggi bisa kebobolan, bagaimana Indonesia: yang sistemnya korup dan tidak punya dukungan infrastruktur. PLTN itu butuh infrastruktur sangat solid, karena kalau tidak, maka akan sangat mengerikan jika terjadi bencana…" ucap Sulfikar Amir ketika ditanya mengenai resiko nuklir di Indonesia.

Anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimi juga berkata "Tidak rasional lagi Indonesia membangun PLTN karena sudah tidak ada lagi area yang aman dari bencana alam, salah satunya gempa,". Hal itu dikarenakan dua lokasi yang paling aman gempa di Indonesia yaitu Bangka belitung dan Kalimantan baru saja diterjang gempa.

Kalau kamu setuju nggak nih kalau ada PLTN di Indonesia? 

source: http://www.dw.com/id/sulfikar-amir-indonesia-mau-nuklir-tapi-tak-mau-tahu-resikonya/a-16555478
http://bisnis.liputan6.com/read/2408504/2-lokasi-di-ri-ini-cocok-dibangun-pltn 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[TEORI] Harga Tiket Konser BTS Jakarta

Nungguin Bajaj Listrik, Nih!

Manajemen Desain Grafis